Mengenai Saya

Foto saya
Medan dan Aceh, Sumatera, Indonesia
Kesempurnaan hanya Milik Allah SWT kekurangan ada pada diriku...

Senin, 20 Februari 2012

Sebelum di Mulai Gaya Dulu Akh...


2012 Langkah Baru

Setelah sekian lama titik terang itu sepertinya akan ku raih, pasca tamat Sekolah Teknik Menengah pada tahun 1994/1995 lalu di STM Gema Bukit Barisan Tanjung Morawa-Deli Serdang, Sumatera Utara aku gak pernah melanjutkan jenjang sekolah formal lainnya.
sebelas tahun kemudian tepatnya pada Tahun 2006 aku mulai terdaftar di salah satu Fakultas HUkum perguruan tinggi swasta di Kota Langsa, Aceh, yakni Universitas Samudra (Unsam) Langsa. hal ini tak lepas dari peran istriku tercinta yang selalu mendorongku untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, sementara istriku sendiri telah memakai gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada tahun 2001 dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).
setelah sempat mengambil cuti selama setahun dari perkuliahan akibat sakit yang ku derita, selanjutnya aku melanjutkan kuliah dan 2012 ini aku memasuki tahapan pembuatan proposal skripsi dimana judul yang aku ajukan adalah Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Pasal 107 Undang-Undang Nomor 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.
semoga bulan Mei 2012 ini aku dapat menyelesaikan semuanya hingga akhirnya dapat meraih gelar Sarjana Hukum (S.H).

Selasa, 06 Desember 2011

Berita

Bupati Aceh Timur Prioritaskan Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat
Lima tahun masa kepeminpinan Kepala Daerah belum dirasa cukup untuk membenahi pembangunan di segala bidang suatu daerah, hal ini juga dirasakan oleh Bupati Aceh Timur, Muslim Hasballah, pasca dilantik pada tahun 2007 lalu hingga sekarang Muslim merasa belum puas dengan apa yang telah di lakukan buat Aceh Timur. Namun demikian bukan berarti beliau tidak berbuat untuk Aceh Timur, pembangunan pusat perkantoran walau hingga kini belum rampung namun pelaksanaan pembangunannya dimasa dia menjadi orang pertama di Aceh Timur, dan paling hangat saat ini Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dalam waktu dekat memiliki Rumah Sakit Umum Daerah bertaraf Internasional, dimana peletakan batu pertama telah di laksanakan akhir november lalu disaksikan Gubernur Aceh, Drh. Irwandi Yusuf.
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur di bawah pimpinan Muslim Hasballah dan jajarannya terus melakukan yang terbaik untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya, hal ini dikatakan Muslim saat coffe morning dengan insan pers dalam wilayah Kabupaten setempat minggu, (4/12) pagi diaula pendapa peureulak.
Pada kesempatan tersebut dia juga tidak sungkan – sungkan untuk menjawab pertanyaan para wartawan yang hadir pada pagi itu, dimana para jurnalis umunya menanyakan tentang pembangunan yang terkendala, namun Muslim didampingi Kepala Dinas terkait dengan gamblang menjawab satu persatu pertanyaan para wartawan. Selama kepemimpinannya pendapatan daerah terus meningkat, di tahun pertamanya pendapatan daerah sebesar Rp. 500 M hingga pada tahun ini pendapatan asil daerah Aceh Timur mengalami peningkatan menjadi Rp. 700 M.
Aceh Timur terus meningkatkan pembangunan di segala sektor, seperti pembangunan jembatan hingga saat ini Aceh Timur memiliki 1773 jembatan dalam keadaan baik, 992 sedang, 124 dalam keadaan pemeliharaan serta 152 dalam pelaksanaan pembangunan, selain itu di sektor peternakan juga Aceh Timur terus berupaya menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya seperti membantu kelompok – kelompok masyarakat menjadi peternak ayam petelur dengan tujuan agar kebutuhan telur yang banyak dikonsumsi masyarakat Aceh Timur tidak lagi tergantung dengan daerah luar.
Bidang pertanian juga tidak tinggal diam, Aceh Timur melakukan upaya – upaya agar kebutuhan masyarakat akan pangan tidak lagi tergantung dari daerah lain, seperti melakukan optimasi lahan sawah terlantar, melakukan cetak sawah hingga saat ini Aceh Timur dapat menghasilkan rata – ratas 5,5 ton/hektar padi, dinas pertanian terkait juga telah mampu menghasilkan benih padi sendiri dan nantinya akan dibagikan kepada para petani, sektor perkebunan juga tidak ketinggalan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat, delapan ribu kecambah sawit siap dibagikan ke masyarakat dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian.
Pasca konflik Aceh Timur terus berbenah, daerah yang dulu dikenal sebagai “Zona Merah” seiringnya waktu kini Aceh Timur banyak dilirik para Investor dikarenakan sumber daya alam daerah ini mengandung minyak dan gas bumi, sedikitnya ada lima perusahaan yang bergerak di bidang migas menanamkan modalnya di daerah tersebut yang berada di beberapa Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur. Hal ini tidak terlepas dengan keamanan semakin kondusif yang tercipta didaerah tersebut dimana penegak hukum dan masyarakatnya saling bekerjasama menciptakan suasana aman hingga akhirnya investor berani menanamkan modalnya.
Bupati megatakan semakin banyak investor menanamkan modalnya maka semakin banyak pula pembangunan yang akan tercipta untuk kepentingan masyarakat, “saat ini mungkin program pemerintahan sekarang belum bisa dirasakan secara langsung namun sepuluh tahun kedepan akan dapat dirasakan, saya telah meminta kepada para investor yang menamkan modalnya agar dapat membantu pembangunan dan kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial dan ekonomi,” jabarnya. Hal itu bukan omong kosong ini dibuktikannya melalui PT. Medco E & P Malaka, Muslim meminta perusahaan itu untuk membangun Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Timur dimana keberadaannya nantinya untuk kepentingan masyarakat hal ini juga sesuai dengan cita – cita Muslim, saat akan memimpin yakni membangun pondasi Aceh Timur.
Dia juga sedang melakukan upaya agar Aceh Timur dengan sumber daya alam nya bisa memiliki Power Plan hingga nantinya bisa digunakan untuk kepentingan listrik daerah, selain itu juga dia berharap dapat membangun fasilitas air bersih bagi masyarakat maka dari itu dia meminta investor di Aceh Timur untuk ikut bersama – sama mebantu dan memberikan kesejahteraan dan pembangunan sehingga masyarakat merasakan efek positif dari keberadaan perusahaan – perusahaan dan keamanan semakin kondusif di wilayah itu.
Beliau juga meminta siapa pun nantinya yang memimpin Aceh Timur hendaknya dapat meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan warga Aceh Timur, saat ditanya apakah beliau sudah merasa berhasil memimpin Aceh Timur, Muslim mengatakan saya tidak bisa menjawabnya karena yang berhak menilainya adalah masyarakat. Selain dihadiri para wartawan temu ramah itu juga dihadiri, Sekretaris Daerah, Syaifannur, S.H, M.M, Kepala Bappeda, Ir. Husni Thamrin, Kadis Pertanian, Usman A Rachman, SP, Kadis Perkebunan, Ir. Saifuddin, MP dan Kadis Peternakan Ir. Marwi Umar

Apes

Busyet dah, hari ini (rabu), 7 desember 2011 hari kedua ku mengalami apes selama tahun keberuntungan ini (katanya). moga - moga ditahun - tahun mendatang gak apes lagi, emang sih apesnya karena ulahku sendiri....
Ampoooonnnnnn Dj.....

Kamis, 15 September 2011

Biar Kecil Tapi Milik Sendiri





Akhirnya pada Bulan April 2011 kemarin aku bisa memiliki Rumah Sendiri di Gampong Paya Bujok Tunong Kota Langsa.
Walau Rumah Mini - Mini tapi Milik Sendiri hehehehe...
Semoga cita- cita kami selanjutnya bisa tercapai amin ya rabbal alamin...

Sabtu, 26 Februari 2011

Pidato Bupati Aceh Timur utk Acara Donor Darah

BUPATI ACEH TIMUR

SAMBUTAN BUPATI ACEH TIMUR PADA ACARA
DONOR DARAH DALAM RANGKA MEMPERINGATI
HARI PERS NASIONAL KE 64
IDI, MINGGU 27 FEBRUARI 2011

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

PERTAMA – TAMA DAN YANG PALING UTAMA MARI SAMA – SAMA KITA PANJATKAN PUJI SYUKUR KEHADIRAT ALLAH SWT, KARENA ATAS LIMPAHAN RAHMAT DAN KARUNIA NYA PADA HARI INI KITA DAPAT BERKUMPUL DI TEMPAT INI UNTUK MENGIKUTI ACARA DONOR DARAH DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI PERS NASIONAL KE – 64.
SELAWAT SERTA SALAM KITA DO’AKAN SEMOGA TERCURAHKAN KEHARIBAAN NABI DAN RASUL-NYA MUHAMMAD S.A.W, RASUL YANG BEGITU BERJASA BAGI UMAT MANUSIA DIMANA DENGAN AJARAN ALLAH SWT YANG DIEMBANNYA TELAH MENGELUARKAN UMAT MANUSIA DARI KEGELAPAN MENUJU CAHAYA ISLAM YANG TERANG BENDERANG, SELAWAT DAN SALAM JUGA KITA SAMPAIKAN KEPADA KELUARGA DAN PARA SAHABATNYA SEKALIAN.

YANG SAYA HORMATI:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.




BAPAK / IBU HADIRIN SEKALIAN.
SEBELUMNYA SAYA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA (PWI) PERWAKILAN ACEH TIMUR YANG TELAH BERKENAN MENYELENGGARAKAN ACARA INI, KITA TAHU WARTAWAN MERUPAKAN MITRA BAGI KITA DAN SEBAGAI UJUNG TOMBAK PENYEBARLUASAN PEMBANGUNAN YANG TELAH DAN BELUM DILAKUKAN UNTUK DIKETAHUI MASYARAK UMUM SECARA LUAS.

DENGAN ADANYA KEGIATAN DONOR DARAH INI BERARTI WARTAWAN ACEH TIMUR KHUSUSNYA TELAH IKUT PEDULI AKAN KEBERLANGSUNGAN SAUDARA – SAUDARA KITA YANG MEMBUTUHKAN DARAH DAN JUGA DIHARAPKAN DARI PENYELENGGARAAN INI NANTINYA PERSEDIAAN DARAH DI BANK DARAH PALANG MERAH INDONESIA (PMI) CABANG ACEH TIMUR TIDAK AKAN MENGALAMI KEKURANGAN LAGI.

HADIRIN SEKALIAN
HARAPAN SAYA KEGIATAN – KEGIATAN SEPERTI INI AKAN TERUS ADA, KARENA SEPERTI KITA KETAHUI BANK DARAH PMI CABANG ACEH TIMUR YANG SAAT INI BERADA DI EKS GEDUNG DINAS KESEHATAN KABUPATEN ACEH TIMUR DI LANGSA MENGALAMI BANYAK KEKURANGAN PERSEDIAAN DARAH. DISINI JUGA SAYA MEMINTA KEPADA KITA SEMUA UNTUK TIDAK SEGAN – SEGAN MELUANGKAN WAKTU UNTUK MELAKUKAN DONOR DARAH, KITA JANGAN TAKUT KEHABISAN DARAH SETELAH MELAKUKAN DONOR DARAH, MELAIKAN DENGAN MELAKUKAN DONOR DARAH SECARA RUTIN YAITU TIGA BULAN SEKALI, TIDAK AKAN MENIMBULKAN EFEK NEGATIF BAGI TUBUH KITA, MELAINKAN AKAN BERDAMPAK POSITIF BAGI KESEHATAN KARENA TERJADINYA PEMBAHARUAN DARAH DALAM TUBUH KITA.

DONOR DARAH JUGA MERUPAKAN BENTUK SOLIDARITAS KITA KEPADA ORANG LAIN YANG MEMBUTUHKAN, HAL INI SESUAI DENGAN TUJUAN DARI PELAKSANAAN KEGIATAN DONOR DARAH DIMANA SAAT INI SEDANG KITA IKUTI, DARAH – DARAH YANG KITA DONORKAN NANTINYA AKAN DI SERAHKAN KEPADA UNIT GAWAT DARURAT (UGD) BANK DARAH PMI CABANG ACEH TIMUR UNTUK DISIMPAN DAN AKAN DISALURKAN SESUAI DENGAN YANG DIBUTUHKAN.

HADIRIN YANG KAMI HORMATI
SESUAI DENGAN LAPORAN PANITIA BAHWA PADA KESEMPATAN INI PESERTA DONOR DARAH TERDIRI ATAS UNSUR TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) KODIM ACEH TIMUR, POLISI REPUBLIK INDONESIA RESORT (POLRES) ACEH TIMUR, PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR DAN ADIK – ADIK MAHASISWA STIKES IDI, DALAM KESEMPATAN INI SAYA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH SEBESAR – BESARNYA KEPADA PARA PESERTA KARENA TELAH BERSEDIA UNTUK MENDONORKAN DARAHNYA BAGI KEPENTINGN SESAMA, SEMOGA APA YANG SAUDARA – SAUDARA LAKUKAN PADA HARI INI MENDAPAT BALASAN SETIMPAL DARI ALLAH SWT.

SEBELUM MENGAKHIRI SAMBUTAN SINGKAT INI IZINKAN SEKALI LAGI SAYA MENGUCAPAKAN TERIMA KASIH KEPADA PANITIA PELAKSANA, PESERTA DONOR DARAH DAN PIHAK – PIHAK YANG TELAH TERLIBAT BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG HINGGA PELAKSANAAN DONOR DARAH DALAM RANGKA HARI PERS NASIONAL INI DAPAT BERJALAN SUKSES.

DEMIKIAN YANG DAPAT SAYA SAMPAIKAN LEBIH DAN KURANG SAYA MOHON MAAF, TERIMA KASIH ATAS SEGALA PERHATIANNYA.
WABILLAHI TAUFIQ WAL HIDAYAH
WASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH.



BUPATI ACEH TIMUR


MUSLIM HASBALLAH

Minggu, 08 Agustus 2010

Selayang Pandang Aceh Timur

Kabupaten Aceh Timur adalah salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Aceh tepatnya di pesisir timur Aceh, sebelum dimekarkan memiliki luas wilayah 824.273 Ha mencakup perbatasan sebelah barat dengan Kabupaten Aceh ditandai aliran sungai Jambo Aye di Kecamatan Panton Labu, Aceh Utara, selat malaka disebelah utara, Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Tengah sebalah selatan, hingga perbatasan Sumatera Utara disebelah timur (Kabupaten Langkat), namun seiring dengan kebijakan – kebijakan pemerintah dan desakan elemen di daerah ini sekitar akhir tahun 2000 Kabupaten Aceh Timur di mekarkan menjadi tiga Kabupaten/Kota, yakni Kabupaten Aceh Timur sebagai bekas Induk Pemerintahan Daerah, Kota Langsa sebagai bekas Ibu Kota Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang.

Ironisnya sebagai bekas Induk Pemerintahan, Kabupaten Aceh Timur hingga saat ini masih tertinggal dari bekas “jajahannya” seperti Kabupaten Aceh Tamiang kini sudah membangun segala infrastruktur baik untuk kepentingan pelayanan kepada publik hingga pembangunan prasana untuk masyarakatnya, hal ini juga sejalan dengan apa yang dialami Kota Langsa, sebagai bekas Ibu Kota pusat pemerintahan Kota Langsa tidak begitu ekstrem dalam melakukan pembangunan karena Kota ini sudah terbentuk sejak awal mula berdirinya Kabupaten Aceh Timur tahun 1945.
Setelah Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur menjadi milik Pemerintah Kota Langsa mau tidak mau Aceh Timur sebagai Induk harus bergeser ke wilayah lain, masa Drs. Azman Usmanuddin, MM menjabat Bupati Aceh Timur dimana masa beliau juga pemekaran itu terjadi, sempat terjadi tarik ulur antara Kecamatan Pureulak dan Kecamatan Idi Rayeuk dimana masing – masing menginginkan Pusat Pemerintahan baru berada di tempat mereka. Hingga akhirnya Azman Usmanuddin memutuskan untuk membentuk suatu Kota baru bernama Bandar Khalifah posisinya persis berada ditengah – tengah dua Kecamatan yang “berseteru” tadi, Bandar Khalifah terletak di Kecamatan Peudawa, Keberadaan Kota ini di cuatkan Azman untuk bersikap netral.

Azman Usmanuddin tidak hanya memberikan wacana semata tentang terbentuknya Bandar Khalifah, beliau memerintahkan anak buahnya untuk segera merealisasikan keinginannya tersebut dengan melakukan pencarian lokasi yang tepat dan memberikan ganti rugi bagi masyarakat yang terimbas dari rencana tersebut, alih – alih melakukan pembangunan sampai Azman Usmanuddin lengser lahan tersebut tidak tersentuh sedikitpun sementara Polres Aceh Timur telah melakukan pembangunan di wilayah tersebut hingga kini Markas Kepolisian Resor Aceh Timur masih tegak berdiri walau tiada bangunan instansi lain hadir disekitar diwilayah yang semuala diproyeksikan sebagai pusat pemerintahan itu.

Aceh Timur selepas lengsernya Azman Usmanuddin yang telah berkuasa selama 2 priode masih tetap berupaya mencatatkan diri sebagai Kepala Daerah untuk ke tiga kalinya, maka hadirlah Ir. Azwar Abubakar, MSi untuk mengisi tampuk pimpinan Kepala Daerah pada tahun 2006, Beliau datang sebagai Pj. Bupati Aceh Timur mengisi kekosongan yang ditinggalkan Azman Usmanuddin untuk maju dalam Pilkada. Masa – masa mengambang dalam pemerintahan Bupati sebelumnya tentang penunjukan lokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur ternyata mendapat respon dari seorang putra daerah yang telah lama malang melintang di tingkat provinsi Aceh, Akhirnya Ir. Azwar Abubakar, MSi dengan sigap menunjuk Kecatamatan Idi Rayeuk dengan Kota Idi sebagai Pusat Pemerintahan Aceh Timur, hal ini disikapi berbagai macam pro dan kontra dikalangan elit dan masyarakat Aceh Timur sendiri, namun Azwar AB tidak bergeming dengan pilihannya tersebut. Dia memerintahkan jajarannya untuk segera merealisasikan keputusannya itu dengan mencari lahan kosong dan segera melakukan ganti rugi lahan, bangunan dan tanaman para warga yang kena dampak kebijakannya. Pemindahan Lokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur dari Kota Langsa ke Kota Idi diperkuat dengan lahirnya PP Nomor 5 Tahun 2007 yakni Peraturan Pemerintah Tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Aceh Timur Dari Wilayah Kota Langsa Ke Wilayah Kecamatan Idi Di Rayeuk Kabupaten Aceh Timur hal ini lah yang menguatkan Dia untuk melakukan pergeseran pusat pemerintahan dari Langsa ke Idi bukan ke Peureulak.

Akhir Maret 2007 Ir. Azwar Abubakar M.Si melepaskan status Pj. Bupati Aceh Timur dan menyerahkan tampuk pimpinan kepada, Muslim Hasballah dan Nasruddin Abubakar, S.Pd.I sebagai Bupati dan Wakil Bupati Defenitif hasil Pilkada Aceh Timur priode 2007 – 2012, mereka inilah merupakan titik awal sejarah dari proses Pemilihan Kepala Daerah Langsung yang diikuti dari Partai Politik Nasional, Daerah (khusus Aceh) dan Independen (perseorangan) di Indonesia selain pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh pada tahun 2007. Duet Muslim Hasballah dan Nasruddin, S.Pd.I dalam pilkada menunggang Partai Lokal Aceh dimana Muslim Hasballah maju di fasilitasi dari Partai Aceh (PA) dan Nasruddin Abubakar S.Pd.I melalui Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA).

Tiga tahun masa kepemimpinan Muslim Hasballah dan Nasruddin sebagai orang nomor satu dan dua di Aceh Timur, terus bergeliat melakukan pembangunan infrastrutur dan prasarana disana sini, khususnya di Kecamatan Idi Rayeuk sebagai lokasi pusat Pemerintahan sesuai ketetapan PP Nomor 5 Tahun 2007. Lokasi dan lahan yang telah di sediakan oleh mantan Pj. Bupati Azwar Abubakar telah tersentuh pada akhir 2009 dan awal 2010 tepatnya di lokasi itu mulai ada geliat pembangunan untuk menegaskan “Disinilah Pusat Pemerintahan Aceh Timur Berada”, hal – hal tersebut berlangsung tidak seperti yang diimpikan sebelumnya karena banyaknya benturan disana sini terutama masalah keuangan yang belum memadai untuk membangun Perkantoran sempat membuat pembangunan yang berlokasi di Desa Titi Baro Kecamatan Idi Rayeuk “mati suri”, hingga pada awal tahun 2001 kemaren geliat pembangunan benar – benar terasa hal tersebut dapat terlihat mulai berdirinya satu demi satu bangunan dilokasi tersebut.

Selain di lokasi tersebut, Kota Idi sebagai Ibu Kota Pemerintahan juga mulai “bangun” untuk berdandan merias wajah agar siap menjadi Ibu Kota Pemerintahan, ini dapat terlihat banyaknya bangunan – bangunan baru berupa Rumah Toko (Ruko) berdiri disepanjang jalan negara Medan – Banda Aceh, dan pembangunan prasarana jalan menuju Kuala Idi tempat pelabuhan Idi berada untuk meningkatkan perekonomian masyarakat umum dan khususnya para nelayan. Namun demikian masih banyak kekurangan disana – sini dialami Kota Idi untuk siap menjadi Ibu Kota pemerintahan, seperti tata kota yang masih amburadul dan berkesan semerawut belum lagi ternak – ternak peliharan warga masih bebas “bergrilya” ditengah Kota Idi, serta harus ada pemindahan Jalan Raya Negara Medan Banda Aceh yang membelah kota Idi dikarenakan sempitnya kawasan Kota ini, kalau tidak dimulai dari sekarang kapan lagi Kota Idi siap menjadi Ibu Kota Pemerintahan saatnya para pengambil kebijakan memperhatikan seluruh sarana, prasarana, tatanan kota dan pembangunan di Kota ini.
Sekda
Dilain hal, posisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Aceh Timur masih mengambang, ini dikarenakan posisi pemerintahan Aceh Timur yang “mendua”, setelah pemekaran terjadi Pemerintahan Aceh Timur masih berkantor di Kota Langsa, priode itu saat Sekretaris Daearah Kabupaten Aceh Timur dijabat, Drs. T. Syahril, M.Ap dimasa Bupati Drs. Azman Usmanddin, MM dilanjutkan oleh T. Adjuran Raden dimasa kepemimpinan Pj. Bupati Aceh Timur, Ir. Azwar Abubakar, M.Si hingga berganti kepada Syaifuddin Puteh, SE, MM priode Muslim Hasbballah mejadi Bupati Aceh Timur defenitif, Tahun 2008 masa Syaifuddin Puteh menjadi orang nomor satu di jajaran PNS Aceh Timur membuat terobosan untuk memindahkan Kantor Sekretariat Daerah ke Ibu Kota Pemerintahan yang baru di Idi, dengan menggunakan Armada Bus milik Dinas Perhubungan para Pegawai Negeri Sipil Aceh Timur berdesakan untuk berangkat dari Kota Langsa menuju Idi, perlu diketahui sebagian besar Pegawai Negeri Sipil Aceh Tmur berdomisili di Kota Langsa.

Setahun Syaifuddin Puteh menjabat Sekda Aceh Timur, selama itu pegawai negeri di Setdakab Aceh Timur berkantor penuh di Idi, gedung Sekretariat sementara dibangun pada masanya di belakang pendopo Idi, langkahnya disambut antusias oleh masyarakat Aceh Timur karena mampu memindahkan aktifitas perkantoran ke Idi namun juga menyisakan pro dan kontra dikalangan pegawai karena berkesan memaksakan pemindahan aktifitas perkantoran ke Idi. Kebijakan Beliau tidak diteruskan oleh penggantinya Ir. Akmal Syukri sehingga aktifitas perkantoran di Idi terlihat “layu sebelum berkembang”, sekda ini sepertinya tidak mau tahu tentang keberlangsungan perkantoran di Idi sehingga pegawai banyak yang tidak menjalankan tugasnya seperti masa kepemimpinan Syaifuddin Puteh. Keberadaan Akmal Syukri sebagai Sekretaris Daerah pun berganti setelah setahun lebih meduduki jabatan tersebut, Dia digantikan oleh Syaifannur, SH, MM dimana sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Timur.

Syaifannur, SH, MM didaulat menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Timur pada medio 11 Nopember 2009 oleh Bupati Aceh Timur, Muslim Hasballah. Dia berupaya mengembalikan apa yang telah dilakukan pendahulunya, Syaifuddin Puteh untuk melakukan aktifitas perkantoran di Idi, ini terlihat saat beliau melaksanakan tugas di Kantor Setdakab Aceh Timur di Idi, hal ini juga diikuti dengan bergesernya beberapa Kantor Badan/Dinas ke Kota Idi, seperti Kantor Dinas Pencatatan Sipil, Kantor Dinas Kesehatan, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu serta beberapa kantor lainnnya dalam Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, semoga dibawah kepemimpinan Sekretaris Daerah ke empat dibawah Bupati Aceh Timur, Muslim Hasballah ini apa yang menjadi harapan besar masyarakat Aceh Timur tercapai untuk memindahkan aktifitas perkantoran Aceh Timur dari Kota Langsa ke Kota Idi, semoga.(Amril Nurman)

Pingbox Aku

rc="http://wgweb.msg.yahoo.com/badge/Pingbox.swf" width="220" height="400" flashvars="wid=iKS8UXe6UWtB_8ptVHmUeiIZGl_0jg--" allowScriptAccess="always" />

Pengikut